Minggu, 19 Desember 2010

ponpes Abad 21,Sebuah Jawabankah!

Berangkat dari sebuah kondisi Nasional,di mana bangsa indonesia yang semakin hari semakin banyak masalah yang dihadapi mulai dari korupsiisme sampai dengan bencana alam yang tidak kunjung reda ditambah dengan kondisi pendidikan yang tidak juga kunjung meningkat membuat kita semakin pesimis dalam menatap hari esok.Selain itu,para pemuda sebagai kekuatan masadepan bangsa tengah terjebak dalam budaya plagiasi barat yang tidak mencerminkan budaya islam sama sekali. Maka Pondok Pesantren sebagai salah satu elemen bangsa ini tak pernah berhenti memposisikan dirinya dalam rangka ikut andil memberikan solusi dan jawaban yang di hadapi bangsa ini.
Salah satunya adalah sistem yang diterapkan di pondok pesantren, yaitu dengan mewajibkan santri/siswanya tinggal di asrama.Yang kini sudah mulai banyak diterapkan oleh perguruan tinggi kepada Mahasiswanya. Di asrama itulah mereka diberikan materi-materi tambahan khususnya Materi-materi agama yang bertujuan pembentukan moral tinggi yang nantinya diharapkan mereka mampu berperan lebih dalam pembangunan akhlak masyarakat Dengan sistem asrama para pengelola pendidikan akan lebih mudah mengawasi mereka dan lebih meminimalisir pengaruh dari luar yang dapat menggangu kelancaran studinya.
Santri yang jumlahnya terus bertambah banyak dan begitu juga lulusanya telah tersebar di hampir seluruh pelosok nusantara merupakan potensi besar umat islam. Oleh karena itu santri tidak hanya dituntut untuk menguasai materi-materi yang telah didapatkan dari pondok dan menyebar luaskannya, akan tetapi yang tidak kalah penting bagi santri adalah supaya lebih siap dan mampu membawa lingkungan makronya Mereka diharapkan juga mempunyai kecerdasan sapiritual, yaitu kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan lainya. Dalam artian kecerdasan sepiritual adalah kemampuan untuk memberikan makna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan melalui langkah-langkah
dan pemikiran yang bersifat fitrah, menuju manusua yang seutuhnya(hanif) dan memiliki pola pemikiran tauhid (integralistik) serta berperinsip "hanya karena allah"
Semua hal tersebut tidak mungkin terwujud begitu saja tanpa perjuangan yang gigih dan membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Tugas dan tanggung jawab mewujudkan santri yang tidak saja memiliki kecerdasan intelek tual tapi harus di tunjang dengan kecerdasan spiritual adalah  tanggung jawab umum. Yang memerlukan keterlibatan aktif tidak hanya semua elemen yang ada di pondok pesantren melainkan juga pihak-pihak yang berkait. sehingga cita-cita agung para maha guru dan masyayikh akan dapat kita capai.
Amiin Ya Robbal 'Alamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar